SEJARAH PELEDAKAN DI DUNIA PERTAMBANGAN
SEJARAH
PELEDAKAN DI DUNIA PERTAMBANGAN
BAB I PENDAHULUAN
PENGERTIAN BAHAN PELEDAK
Yang dimaksud dengan bahan
peledak adalah : Zat kimia senyawa
tunggal atau campuran yang berbentuk padat, cair, gas ataupun campurannya yang apabila terkena suatu aksi,
berupa panas, benturan, tekanan, hentakan atau gesekan akan berupa secara fisik
maupun kimiawi menjadi zat lain yang lebih stabil. Perubahan tersebut
berlangsung dalam waktu yang singkat disertai dengan tekanan yang sangat
tinggi. Pada bahan peledak industri pertambangan
perubahan secara kimiawi sebagian besar (hampir seluruhnya) berbentuk gas.
Peledakan di dunia Pertambangan adalah merupakan kegiatan memecahan atau
membongkar suatu batuan padat atau material berharga atau endapan bijih yag
berisifat kompak atau massive dari batuan induknya menjadi material yang cocok
untuk dikerjakan dalam proses produksi berikutnya, maka suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila
perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di
terapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendak
nya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut.
Peralatan peledakan (Blasting
equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, seperti
blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan
hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan
berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian,
maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa
perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan
berdasarkan metodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya.
Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar
tidak terjadi kegagalan atau bahkan
kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus
mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang
digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menyebabkan hasil yang
tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja
maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai.
1.
SEJARAH BAHAN PELEDAK
Sejarah
bahan peledak telah dikenal manusia berupa bubuk mesiu atau black powder sejak
abad ke 13 oleh bangsa Cina, terbuat dari bahan campuran belerang, arang, dan
kalium nitrat dimana awalnya untuk digunakan sebagai petasan dan perayaan kembang
api, bubuk mesiu atau serbuk hitam atau black powder ditulis dan diteliti
formulanya oleh Roger Bacon pada tahun (1242) kemudian Berthold Schwarz (1300)
juga menulis tentang black powder diperuntukkan sebagai senjata api. Tiga abad kemudian Kasper
Weindl (1627), untuk pertama kalinya
black powder digunakan pada operasi penambangan
di Hungaria. Kemudian Amerika (1675)
membangun pabriknya di Massachusetts. Selanjutnya Inggris (1689) menggunakan
bahan ini untuk penambangan timah. Begitu juga dengan Switzeland (1696) menggunakannya
untuk konstruksi jalan.Sedangkan di Amerika (1705) digunakan untuk penambangan
tembaga. Perang dunia I (1917) menghabiskan
sebanyak kurang lebih 115.000 ton black powder, akhirnya pada tahun 1940 pemakaian black powder berkurang
dan banyak pabrik tutup,selanjutnya bahan ini jarang digunakan dalam dunia
pertambangan dan diganti bahan peledak lain yang lebih aman dan ekonomis,
sementara untuk keperluan militer masih dipakai sebagai mesiu bahan pelontar (proyektil peluru).
Bahan
peledak "black powder" termasuk
sebagai bahan peledak lemah (low explosive) memiliki sifat daya rusak kecil, namun apapun jenis dan bentuk
bahan peledaknya yang jelas sifat utama bahan peledak adalah tetap berbahaya
bagi keselamatan orang-orang yang berada disekitarnya dan efeknya dapat merusak
dan membunuh, apabila ditangani oleh orang-orang yang mempunyai niat untuk
suatu kejahatan.
2. SIFAT UMUM BAHAN
PELEDAK
KEKUATAN/STRENGTH : Adalah jumlah energi yang
dilepaskan saat peledakan
Cara
pengukuran kekuatan :
1.
Weight Strength, berdasarkan berat jenis bahan peledak
2.
Volume Strength, berdasarkan volume bahan peledak
BERAT JENIS/DENSITY : Adalah berat per satuan
volume.
Density
bisa dinyatakan dalam 3 (tiga) cara:
1.
Berat per unit volume
2.
Loading density (berat bahan peledak per unit panjang kolom isian, lb/ft)
3.
Cartidge count, banyaknya cartridge atau batang bahan peledak dengan ukuran 14
x 8 in dalam peti seberat 22,5 kg
KEPEKAAN/SENSITIVITY
: Adalah ukuran
mudah atau tidaknya suatu reaksi peledakkan dari bahan peledak akan
terjadi/mulai dan relatif mudah atau tidaknya reaksi peledakkan dirambatkan ke
seluruh muatan
Macam-macam
sensitivity /kepekaan:
Ø Sensitivity to shock / Kepekaan
terhadap benturan
Ø Sensitivity to friction /kepekaan
terhadap gesekan
Ø Sensitivity to heat / Kepekaan
terhadap panas
Ø Sensitivity to initiation /
Kepekaan terhadap ledakan pendahuluan
Ø Sensitivity to cap / Kepekaan
terhadap gelombang ledakan lain yang jaraknya berjauhan
CEPAT
RAMBAT/VELOCITY OF DETONATION : Adalah kecepatan perambatan dari bahan
peledak. Kecepatan perambatan peledakan dapat diukur dengan mempergunakan alat
"micro timer" secara langsung dan dapat juga dengan cara tidak langsung,
yaitu dengan menggunakan sepotong sumbu ledak yang telah diketahui kecepatannya
(metode ini dikenal sebagai metode "dauctriche")
SIFAT GAS
BERACUN/FUMES CHARACTER : Adalah
sifat bahan peledak yang menggambarkan banyak sedikitnya gas beracun yang
terjadi sesudah peledakan, seperti CO (Carbon Monoksida), NOx (Nitrogen
Oksida). Fumes terbentuk apabila campuran bahan peledak tidak balance atau
karena bahan peledaknya telah rusak. Fumes sangat membahayakan untuk pekerjaan
di bawah tanah (underground mining).
DAYA TAHAN TERHADAP
AIR/WATER RESISTANCE : Adalah
kemampuan dari suatu bahan peledak untuk menahahan perembesan air. Ketahanan
air suatu bahan peledak dinyatakan dalam jumlah jam lamanya suatu bahan peledak
dicelupkan dalam air dan masih dapat diledakkan dengan baik.
KEBOLEHAN/PERMISSIBILITY
: Adalah sifat
bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak tersebut dipakai
untuk peledakan dalam tambang batubara, dimana pada umumnya banyak terdapat gas
CH4 (gas methane) dan debu-debu batubara yang mudah terbakar.
STABILITAS
KIMIA/CHEMICAL STABILITY : Adalah
ukuran kestabilan bahan peledak dalam penyimpanan/ hadling. Makin stabil bahan
peledak berarti tidak mudah mengurai, akibatnya makin aman. Pengukuran
stabilitas kimia adalah dengan mencatat waktu yang diperlukan sebelum suatu
bahan peledak mengurai pada suhu standard (80°C).
KEMASAN/PACKAGING :
Adalah
pembungkusan bahan peledak (pembungkusan dodolnya, bukan kotaknya) juga harus
dianggap sebaga gian dari bahan peledak dan diperhitungkan dalam campuran.
Jenis pembungkus ini juga mempengaruhi terhadap gas-gas yang dihasilkan dalam
peledakan.
Foto
: pasca peledakan di quarry PT.SBB
3. KLASIFIKASI
BAHAN PELEDAK
Klasifikasi
bahan peledak menurut Mike Smith (1988) yaitu :
- Bahan peledak kuat contohnya
TNT, Dinamite, Gelatine
2. Agen Peledakan contohnya ANFO,
Slurries, Emulsi, Hybrid ANFO, Slurry mixtures
3. Bahan peledak khusus contohnya
Seismik, Trimming, Permisible, shaped Charges, Binary, LOX, Liquid.
4. Pengganti bahan peledak
contohnya Compressed air/gas, Expansion agents, mechanical methods, waterjets,
jetpiercing
Berdasarkan kelasnya bahan
peledak dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemakaiannya
Bahan peledak militer, umumnya
dipakai dalam operasi militer misal untuk peperangan, demolation, melukai,
membunuh, (bom napalm, granat dsb.)
Bahan peledak sipil/komersial
yaitu bahan peledak dalam pemakaian industri pertambangan, konstruksi dll.
2. Berdasarkan Kecepatan
rambatnya
High Explosive (high action
explosive) à Detonation
Low Explosive (slow action
explosive) à Deflagration
High explosive mempunyai
karakteristik dengan :
- Kecepatan peledakan (vod) yang
tinggi > 4000 m/s Tekanan impact tinggi, density tinggi dan sensitive thd
cap High compressibility sampai dengan 100 kbar.
Low Explosive atau Blasting
agent, umumnya berupa campuran antara "fuel" dengan oxidizer system,
dimana tak satupun dapat diklasifikasikan sebagai bahan peledak, ciri khasnya
yaitu:
- - Perubahan kimia dibawah
kecepatan suara (<4000m/s) Low compressibility (<3500 bar)
3. Berdasarkan Komposisinya
a. Bahan peledak senyawa tunggal,
yaitu bahan peledak yang terdiri dari satu senyawa misal, PETN (Penta
Erythritol Tetra Nitrat), TNT (Tri Nitro Toluena).
b. Bahan peledak Campuran, yaitu
bahan peledak yang terdiri dari berbagai senyawa tunggal seperti: Dynamit
(Booster) Black powder, ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil).
4. Berdasarkan Kepekaannya
Dibagi menjadi dua macam yaitu:
Initiating explosive, yaitu bahan
peledak yang mudah meledak karena adanya api, panas benturan, gesekan dsb à
misal: bahan-bahan isian detonator (PbN6, Hg(ONC)2.
· Non Initiating explosive, yaitu
bahan peledak yang sukar meledak yang akan meledak setelah terjadi peledakan
sebelumnya à misal: ANFO, Dynamit dsb.
3.1
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN DAYA LEDAK
High
explosive adalah
bahan peledak berkekuatan tinggi. High explosive adalah peledak berbahan kimia
yang memiliki laju reaksi yang sangat tinggi serta menciptakan tekanan
pembakaran yang sangat tinggi, tidak seperti bahan peledak rendah yang memiliki
tingkat reaksi yang jauh lebih rendah. Bahan peledak tinggi lebih dikategorikan
sebagai bahan peledak primer dan sekunder tinggi. Primer tinggi bahan peledak
sangat sensitif, dapat diledakkan dengan mudah dan biasanya digunakan hanya
pada detonator listrik. Sekunder-tinggi bahan peledak kurang sensitif, memerlukan
kejutan gelombang energi tinggi untuk mencapai ledakan. Bahan peledak low
explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan
detonasi (velocity of detonation) antara 400-800 meter per detik. Bandingkan
dengan bahan peledak high explosive yang mempunyai kecepatan detonasi antara
1.000-8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut
propelan (pendorong). Sebab, jenis bahan peledak tersebut banyak digunakan sebagai
propelan peluru dan roket. Jenis bahan peledak low explosive yang dikenal
adalah black powder (gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat
Indonesia, black powder tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan di
kalangan masyarakat Pasuruan dan sekitarnya. Bahan peledak ini digunakan
sebagai bahan pembuatan mercon banting serta bom ikan. Black powder adalah
jenis bahan peledak tertua, yang ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-9,
sebagai bahan pembuatan petasan dan kembang api. Black powder saat ini banyak digunakan
sebagai propelan peluru dan roket, roket signal, petasan, sumbu ledak, dan
sumbu ledak tunggu. Kekuatan (strength) bahan peledak Kekuatan bahan peledak
berkaitan dengan energi yang mampu dihasilkan oleh suatu bahan peledak. Pada
hakekatnya kekuatan suatu bahan peledak tergantung pada campuran kimiawi yang
mampu menghasilkan energi panas ketika terjadi inisiasi.
Terdapat dua jenis sebutan kekuatan bahan
peledak komersial yang selalu dicantumkan pada spesifikasi bahan peledak oleh
pabrik pembuatnya, yaitu kekuatan absolut dan relatif.
Berikut ini diuraikan tentang
kekuatan bahan peledak dan cara perhitungannya.
1)
Kekuatan
berat absolut (absolute weight strength atau AWS)
2)
Energi
panas maksimum bahan peledak teoritis didasarkan pada campuran kimawinya Energi
per unit berat bahan peledak dalam joules/gram n AWSANFO adalah 373 kj/gr dengan campuran
94% ammonium nitrat dan 6% solar
3)
Kekuatan
berat relatif (relative weight strength atau RWS) Adalah kekuatan bahan peledak
(dalam berat) dibanding dengan ANFO RWS HANDAK
=
Kekuatan volume absolut (absolute
bulk strength atau ABS)
4)
Energi
per unit volume, dinyatakan dalam joules/cc n
ABSHANDAK AWSHANDAK X densitas = ABSANFO= 373 kj/gr x 0,85 gr/cc = 317
kj/cc
Kekuatan volume relatif (relative
bulk strength atau RBS) n Adalah kekuatan suatu bahan peledak curah (bulk)
dibanding ANFO n RBSHANDAK =
3.2
KLASIFIKASI BAHAN PELEDAK BERDASARKAN PENGGUNAANYA
Berdasarkan kegunaannya,
dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu:
1)
Bahan
peledak "Blasting", yaitu bahan peledak yang digunakan untuk pertambangan
2)
Bahan
peledak "Catridge", digunakan sebagai pembentuk metal projectile yang
berkemampuan tembus atau potong
3)
Bahan
peledak "Propellant", digunakan sebagai pembentuk gas pendorong dalam
peluru senjata atau motor roket
4)
Bahan
peledak "Fuse", bahan peledak yang dipergunakan sebagai pembentuk
panas, gas, warna dan sebagainya
5)
Bahan
peledak "Pyrotechnic", bahan peledak yang digunakan sebagai pemula
suatu rangkaian proses peledakan
Berdasarkan lingkungan penggunaan
v Bahan peledak militer
v Bahan peledak komersial
4.
KEGUNAAN BAHAN PELEDAK
Aplikasi Bahan
Peledak Penggunaan utama bahan peledak telah dalam peperangan. Bahan peledak
tinggi telah digunakan dalam bom, kerang peledak, torpedo, rudal dan hulu
ledak. Bahan peledak Non detonating, misalnya, mesiu dan bubuk tanpa asap, telah
digunakan secara luas sebagai propelan untuk peluru dan artileri. Penggunaan
damai yang paling penting dari bahan peledak detonator adalah memecah batu di
bidang pertambangan. Sebuah lubang yang dibor di batu dan diisi dengan salah
satu dari berbagai bahan peledak tinggi, bahan peledak tinggi kemudian diledakkan,
baik elektrik atau dengan kabel ledak tinggi khusus. Bahan peledak khusus, yang
disebut bahan peledak diperbolehkan, harus digunakan di tambang batubara. Ini
bahan peledak menghasilkan api kecil atau tidak ada dan meledak pada suhu
rendah untuk mencegah ledakan sekunder gas tambang (lihat lembab ) dan debu.
Satu ledakan penting yang digunakan dalam pertambangan, yang disebut ANFO,
adalah campuran amonium nitrat dan bahan bakar minyak. Penggunaannya telah merevolusi
aspek-aspek tertentu dari tambang terbuka-pit dan bawah tanah karena biaya
rendah dan relatif aman.
Yang banyak penggunaan bahan
Peledak orang tahu bahwa bahan peledak yang digunakan dalam Pertambangan,
Pembongkaran Bangunan, kembang api dan bahkan Konstruksi. Banyak akan terkejut
untuk mengetahui tentang beberapa kegunaan yang tidak biasa dari bahan peledak.
Tahukah Anda bahwa bahan peledak yang digunakan untuk mengukir Gunung Rushmore?
Bahan peledak juga digunakan untuk mengendalikan Salju longsor dan digunakan di
pedalaman untuk Pemeliharaan Trail. Bahan Peledak bahkan digunakan dalam
Kedokteran untuk memecah-batu ginjal! Di Amerika Serikat, bahan peledak
terutama digunakan dalam Pertambangan, Penggalian dan Konstruksi seperti yang ditunjukkan
di bawah ini:
Nationwide ledakan penggunaan:
Coal Mining 67%
Non-logam tambang dan
pertambangan 14%
Penambangan logam 10%
Konstruksi 7% dan
Miscellaneous 3%
4.1
KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLORASI
Eksplorasi: penyelidikan lebih
rinci dari penemuan dan penyelidikan umum atas endapan suatu bahan galian.
Eksplorasi meliputi kegiatan mengetahui ukuran, bentuk, letak, jumlah cadangan
dan mutu endapan bahan galian. Kegiatan eksplorasi meliputi penilaian
geofisika, pemboran inti penggalian sumuran dan atau pembuatan parit-parit uji
dan dapat pula meliputi pengambilan contoh dalam jumlah besar (contoh meruah).
Eksplorasi umumnya dilaksanakan
bertahap menurut pertimbangan hasil sebelumnya. Eksplorasi hanya dapat
dilaksanakan atas dasar izin K.P ekslorasi. Eksplorasi akhir: penyelidikan
rinci atas daerah endapan batubara atau endapan bahan galian lainnya, sesuai
hasil penyelidikan tahap sebelumnya. Eksplorasi akhir biasanya memakan biaya
yang sangat tinggi untuk pemboran, percontoan, pemetaan, penggalian parit
percontoan dan sebagainya.
Commercial Explosives Indonesia
dengan kekayaan sumber daya alam terutama hasil tambang, telah menjadikan
negeri ini bak magnit begi para pelaku Industri Pertambangan Dunia. Kekayaan kandungan
bumi Indonesia tidak ternilai harganya dan telah diakui masyarakat
international. Sehingga tidak mengherankan kalau eksplorasi hasil pertambangan
Indonesia justru banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan International
maupun joint.
Bahan peledak (explosive
matterial) sebagai bahan baku proses eksplorasi hasil tambang menjadi komponen
primer dalam seluruh proses eksplorasi Dimana dengan kekayaan dan melimpahnya
hasil tambang, usaha penyediaan bahan peledak maupun usaha-usaha lain terkait
dengannya sangatlah relevan dan begitu menjanjikan. Untuk mendapatkan data geologi lebih lanjut dalam usaha untuk
mengetahui jumlah cadangan/ ketebalan perlapisan dan kualitas mutu bahan
galian, maka diperlukan usaha pemboran inti, dan sumur uji (test pit).
Tujuan utama pemboran inti adalah
untuk mendapatkan contoh bahan galian secara vertikal yang berada di bawah
permukaan tanah, disamping itu mengetahui ketebalannya. Teknik meletakan titik
lokasi pemboran inti ini agar didapatkan kedalaman yang maksimal dilakukan
dengan bantuan peta geologi dan peta topografi. Oleh sebab itu apabila di
daerah tersebut belum atau tidak didapatkan peta topografi dengan skala yang
memadai, maka perlu dibuat peta topografinya terlebih dahulu. Sedangkan alat untuk
melakukan pemboran inti adalah Alat Bor Auger yang dioperasikan dengan manual
(oleh tenaga manusia) dan Alat bor inti, yang dioperasikan dengan mesin. Sedangkan
pembuatan sumur uji bertujuan untuk mendapatkan vasriasi data bahan galian
secara vertikal yang berada di bawah permukaan. Tidal seperti pada pemboran
inti, kedalaman perolehan data cukup dangkal, disamping pembuatannya dilakukan
dengan tenaga manusia dengan peralatan sederhana. Antara lain sekop, linggis,
gancu, pacul dan ember. Pembuatan sumur uji dilaksanakan terutama pada batuan
yang lunak.
4.2
KEGUNAAN BAHAN PELEDAK UNTUK EXSPLOITASI
EKSPLOITASI
Umumnya, bahan galian industri
terdapat di dekat permukaan tetapi juga ada yang terdapat dan terkumpul di
bawah permukaan tanah yang relatif agak dalam. Selain itu bahan galian tersebut
ada yang keras. Ada yang lunak bahkan setengah kompak. Karena terdesak
keperluan bahkan ada galian yang berada di bawah air. Atas dasar cara kerjanya,
bahan galian industri biasanya ditambang dengan cara: digali, disemprot dengan pompa
bertekanan tinggi, dan disedot dengan pompa hisap.
Berdasarkan tempat kegiatan
pertambangan, maka eksploitasi juga dilakukan dengan cara Tambang Terbuka,
Tambang Bawah Tanah, dan juga Peledakan. Tambang terbuka, semua kegiatan
penambangan dilakukan di permukaan bumi. Pada kegiatan penambangan ini
khususnya untuk bahan galian industri disebut sebagai kuari. Berdasarkan atas
produk yang dihasilkan, letak dan bentuknya dibagi menjadi kuari tipe sisi
bukit, dan kuari tipe lubang galian. Sedangkan tambang bawah tanah, dikenal
dengan lubang tikus (atau geophering), yang diterapkan untuk endapan bahan
galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta
tersebar tidak merata. Arah penambangan biasanya mengikuti arah bentuk endapan atau
urat bijih yang ditambang. Beberapa contoh penambangan sistem lubang tikus
antara lain terdapat pada tambang Emas di daerah Cuku balak propinsi lampung. Dalam
melaksanakan tambang terbuka dengan tahapan kerja yang dilakukan adalah:
pengupasan tanah penutup (atau land clearing). Bagian tanah penutup yang subur
setelah dikupas, dipindahkan ke tempat penimbunan. Kegunaan bahan peledak untuk
eksplorasi yakni untuk dapat dilakukannya proses pemecahan suatu material
(batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau operasi peledakan batuan akan kegiatan
pencarian dalam rangka penyelidikan dan penjajahan wilayah atau daerah yang
diperkirakan mengandung mineral, cadangan bahan tambang atau berbagai hal yang
menjadi target, dari mulai lapisan tanah luar (overburden) sampai lapisan tanah
dalam dan nantinya menjadi daerah prospek atau wilayah yang memiliki cadangan
yg memungkinkan dilakukan proses ekspoitasi
5.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN BAHAN PELEDAK
Peralatan peledakan adalah
perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali sedangkan
Perlengkapan peledakan adalah bahan-bahan yang membantu peledakan yang habis
dipakai. Pada pekerjaan tambang, tujuan penggunaan bahan peledak terutama untuk
membongkar batuan/ bahan galian dari batuan induknya. Secara garis besar jenis
bahan peledak dibedakan menjadi: Bahan peledak mekanis, bahan peledak kimia,
dan bahan peledak nuklir. Itulah sekilas aktivitas "sederhana" dari
industri keruk. Untuk melakukannya, pengusaha biasanya menanam investasi besar
dan tidak main-main. Mereka bukan hanya mengorbankan uang, melainkan juga
merusak "keaslian alam" yang menyimpan keanekaragaman hayati luar
biasa. EB
5.1 PERALATAN PELEDAKAN
Peralatan peledakan adalah
perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali.
Peralatan peledakan dapat dikelompokan menjadi :
- Peralatan yang berhubungan
langsung dengan peledakan adalah ;
Alat pemicu ledak
·
Pada
peledakan listrik (Blasting Machine)
·
Pada
peledakan nonel (shot gun / short fire)
·
Alat
Bantu ledak listrik
·
Blasting Ohmmeter (BOM)
·
Pengukur
kebocoran arus listrik
·
Multimeter
peledakan
·
Pengukur
kekuatan blasting machine
·
Pelacak
kilat (lightning detector)
·
Alat
Bantu peledakan lain
-
Kabel
listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead in line)
-
Cramper
(penjepit sambungan sumbu api dengan detonator biasa)
-
Meteran
(50 ml) dan tongkat bambu (± 7 m) diberi skala Alat pencampur dan pengisi
- Peralatan pendukung
peledakan antara lain :
a.
Alat
pendukung utama, berhubungan dengan aspek keselamatan dan keamanan kerja, serta
lingkungan, misalnya alat mengangkut dan alat pengaman
b.
Alat
pendukung tambahan terfokus pada penelitian peledakan yang tidak selalu dipakai
pada peledakan rutin, misalnya alat pengukur kecepatan detonasi, pengukur
getaran dan pengukur kebisingan
5.2
PERLENGKAPAN PELEDAKAN
Perlengkapan peledakan adalah
bahan-bahan yang membantu peledakan yang habis dipakai yaitu :
1. Detonator adalah alat pemicu awal yang
menimbulkan inisiasi dalam bentuk letupan (ledakan kecil) sebagai bentuk aksi
yang memberikan efek kejut terhadap bahan peledak peka detonator atau primer.
Terdapat dua jenis muatan bahan
peledak dalam detonator yang masing-masing fungsinya berbeda, yaitu:
·
Isian
utama (primary charge) berupa bahan peledak kuat yang peka (sensitive),
fungsinya untuk menerima efek panas dengan sangat cepat dan meledak sehingga
menimbulkan gelombang kejut.
·
Isian
dasar (base charge) disebut juga isian sekunder adalah bahan peledak kuat
dengan VoD tinggi, fungsinya adalah menerima gelombang kejut dan meledak dengan
kekuatan besarnya tergantung pada berat isian dasar tersebut.
Kekuatan ledak (strength)
detonator ditentukan oleh jumlah isian dasarnya.
Jenis-jenis detonator :
·
Detonator
biasa (plain detonator)
·
2 .Detonator listrik (electric detonator)
·
3
.Detonator nonel (nonel detonator)
·
4.
Detonator elektronik (electronic detonator)
2. Sumbu Peledakan Yang dimaksud dengan
sumbu peledakan disini adalah sumbu api dan sumbu ledak. Sumbu api adalah sumbu
yang disambung ke detonator biasa pada peledakan dengan menggunakan detonator
biasa. Dapat dikatakan bahwa sumbu api merupakan pasangan detonator biasa,
karena detonator biasa tidak dapat digunakan tanpa sumbu. Fungsi sumbu api
adalah untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap pada detonator biasa.
Sedangkan sumbu ledak adalah sumbu yng pada bagian intinya terdapat bahan
peledak PETN. Fungsi sumbu ledak adalah untuk merangkai suatu sistem peledakan
tanpa menggunakan detonator didalam lubang ledak. Sumbu ledak mempunyai sifat
tidak sensitive terhadap gesekan, benturan, arus liar, dan listrik statis.
6.
CARA MELAKUKAN PELEDAKAN
Cara melakukan peledakan
1)
Peledakan
bias (refraction shooting) merupakan Peledakan di dalam lubang atau sumur
dangkal untuk menimbulkan getaran guna penyelidikan geofisika cara seismik
bias.
2)
Peledakan
bongkah (block holing) merupakan Peledakan sekunder untuk pengecilan ukuran
bongkah batuan dengan cara membuat lobang tembak berdiameter kecil dan diisi
sedikit bahan peledak
3)
Peledakan
di udara (air shooting) merupakan Cara menimbulkan energi seismik di permukaan
bumi dengan meledakkan bahan peledak di udara
4)
Peledakan
lepas gilir (off-shift blasting) merupakan Peledakan yang dilakukan di luar jam
gilir kerja
5)
Peledakan
lubang dalam (deep hole blasting) merupakan Cara peledakan jenjang kuari atau
tambang terbuka dengan menggunakan lubang tembak yang dalam disesuaikan dengan
tinggi jenjang
6)
Peledakan
parit (ditch blasting) merupakan Proses peledakan dalam pembuatan parit
7)
Peledakan
teredam (cushion blasting) merupakan Cara peledakan dengan membuat rongga udara
antara bahan peledak dan sumbat ledak atau membuat lubang tembak yang lebih
besar dari diameter dodol sehingga menghasilkan getaran yang relatif lembut
6.1
TAHAP PERSIAPAN
Setelah mempelajari
pengertian dan klasifikasi bahan peledak kita memasuki tahapan persiapan
peledakan. Dalam pekerjaan peledakan perlu diperhatikan faktor-faktor efisiensi
hasil produksi, keselamatan kerja dan lingkungan sekitar areal peledakan.untuk
itu tahapan dalam persiapan peledakan merupakan aspek penting yang perlu dipahami
dan patuhi, yaitu :
a)
Pengamanan
lapangan/areal kerja dan sekitarnya selama persiapan dan peledakannya.
b) Persiapan
peralatan peledakan, antara lain Blasting Mechine, Blasting Ohmmeter, Shotgun,
Crimper, Tongkat Pendek/Panjang, lead wire, ANFO loader, Lighter.
c) Persiapan
perlengkapan peledakan, antara lain sumbu api/sumbu ledak, detonator
biasa/listrik dan NONEL
d)
Mempersiapkan
Primer (priming )
e)
Pengisian
lubang ledak (Loading)
f)
Penyambungan
rangkaian ( circuit)
g)
Pemilihan
dan penyiapan tempat/posisi pemegang blasting mechine.
h)
Pemeriksaan
pasca peledakan dan pengamanan lokasi peledakan.
6.2 TAHAP PELAKSANAAN
Tahap Pelaksanaan Peledakan Setelah
semua persiapan peledakan dikerjakan, mulai dari pembuatan primer, pengisian
bahan peledak, sampai penutupan kolom isian bahan peledak dan penyambungan rangkaian
maka peledakan dapat dilakukan.
I.
Pemeriksaan
Setelah Peledakan Pemeriksaan setelah peledakan dilakukan setelah 15 menit atau
setelah asap dari hasil peledakan hilang. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
oleh juru ledak dengan tujuan untuk mengetahui apakah dijumpai peledakan yang
gagal (misfire), jika semua telah meledak dengan baik dan kawasan peledakan
aman dari runtuhan batuan, maka akan diberi aba-aba lagi bahwa peledakan telah
berakhir dan operasi penambangan dapat dilanjutkan kembali.
Foto
quarry PT.SBB
2 Volume Peledakan
Volume peledakan batu andesit
keseluruhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
V = B¹ x S x H x Sin a
Dimana :
V = Volume batuan yang
diledakkan, (m³)
B¹ Burden semu (m); S = Spacing
(m)
L = Tinggi Jenjang (m) atau (H-J)
x Sin x
N = Jumlah Lubang Ledak; a =
Kemiringan Lubang Ledak.
Pemakaian Bahan Peledak
Bahan peledak yang dipakai
perusahaan saat ini adalah ANFO dari PT. Dahana, Tasikmalaya. Dengan
perbandingan 94,5% berat AN (Amonium Nitrat) berbentuk butiran dan 5,5% FO (Foil
Oil). Sebagai primer digunakan powergel magnum 3151 dengan kekuatan 80%
berbentuk dodol dengan ukuran berat 1 batang adalah 0,154 kg. Pemakaian bahan peledak
untuk setiap kali peledakan adalah tidak sama, tergantung dari jumlah lubang
ledak yang diledakkan.
Pola Penyalaan
Pola penyalaan yang diterapkan
dilapangan PT.SUMBER BATU BERKAH saat ini adalah peledakan secara 5 atau 6
lubang ledak dalam satu row hingga lubang tembak yang diinginkan. Hal ini
sangat berpengaruh sekali dengan keadaan lingkungan, dimana lokasi peledakan
tidak berapa jauh dari pemukiman penduduk dan diakibatkan getaran terlalu
tinggi apabila peledakan 7 lubang ledak keatas sekaligus. Dimana rumah penduduk
berada di antara radius ±1,8 km.
Letak Primer
Primer adalah suatu bahan peledak
yang menerima penyalaan dari detonator atau sumbu ledak. Hasil peledakan ini
selanjutnya disalurkan kebahan peledak. Dalam peledakan yang diterapkan di
lapangan, primer ditempatkan pada bagian bawah ( bottom primming). Primer harus
ditempatkan pada titik yang paling terkurung dan ditempatkan pada lapisan
batuad yang lebih keras. Letak primer ini akan menentukan bagian jenjang yang
akan ditekan dan dipindahkan. Dimana primer ini berfungsi untuk menerima
penggalak dari detonator.
Pembongkaran dan Pemuatan Hasil
Peledakan Hasil dari peledakan berupa bongkahan-bongkahan yang masih bertumpuk
di tempat atau lokasi peledakan akan dibongkar/gali oleh Backhoe dan
selanjutnya akan di muatkan ke alat angkut. Untuk memenuhi target produksi,
pekerjaan pemuatan batu andesit di lokasi penambangan untuk di angkut ketempat
penyimpanan sementara (Stock Yard) digunakan Hydrolic Excavator atau (Backhoe)
CAT 322.
Pengangkutan Material Hasil
Peledakan
Pada proses pengangkutan hasil
peledakan dari lokasi penambangan sampai ke Crushing Plant digunakan alat
angkut berupa "Dump Truck" dengan kapasitas 18.000 Kg/unit (10,7 M³).
Sistem pengangkutan akan menggunakan sistem pulang pergi melalui satu jalan,
setelah penumpahan muatan ditempat pengolahan alat angkut akan kembali pada
jalan yang sama.
6.3
PEKERJAAN SETELAH PELEDAKAN
Sesudah peledakan, maka yang
harus dilakukan adalah :
§ Tidak memperkenankan seorang pun
memasuki tempat yang sudah diledakkan dalam jangka waktu 30 menit
§ Setelah melampaui batas waktu
tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu memeriksa dan membuktikan bahwa
daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh gas-gas yang berbahaya, misfire dan
batu-batu menggantung dari hasil peledakan, sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki
tempat kerja tersebut.
§ Pada lubang ledak yang misfire
harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak tersebut dengan sumbat/ tongkat
kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak dibenarkan mengorek keluar
material steamming lubang ledak tersebut.
Ø Usaha untuk menangani lubang
ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan stemming dengan alat kompressor
udara telanan tunggi atau memakai air, setelah keluar sebagian besar
stemmingnya maka dipasang primer baru kemudian diledakkan. Semua usaha ini
harus dibawah pengawasan terus-menerus dari ahli berdasarkan intruksi tertulis dari
Kepala Teknik Tambang.
7.
KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) DALAM PELEDAKAN
7.1
Keselamatan Kerja suatu usaha
untuk mengurangi dan menghindari kecelakaan kerja atau cara untuk melaksanakan pekerjaan
yang terhindar dari kecelakaan. Memberikan suasana kerja atau lingkungan yang
aman sehingga dicapai hasil kerja yang menguntungkan dan bebas dari segala
bahaya, baik terhadap manusia, mesin alat, material ataupun metode kerja pada
saat dilakukannya operasi penambangan. Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk
mengadakan pencegahan agar karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tidak mendapat
kecelakaan dan juga tidak terjadi kerusakan alat-alat yang digunakan.
Foto
kecelakaan kerja
Bahan peledak adalah campuran
senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi. Gas dan panas yang dihasilkan
dari reaksi ini dapat menyebabkan tekanan yang sangat tinggi pula. Bahan
peledak merupakan suatu sarana yang efektif sebagai alat penghancur bongkahan
batuanpada industri penambangan. Adapun bahan peledak yang umum digunakan pada
penghancuran batuan keras yaitu ANFO "Ammonium Nitrate-Fuel Oil"
Bahan peledak ANFO "Ammonium Nitrate-Fuel Oil" merupakan bahan
peledak yang tergolong memiliki kecepatan perambatan yang reaksinya sangat
tinggi "High Explosive". Sehingga dalamoperasi peledakan batuan yang
keras diperlukan penanganan yang khusus mengenai bahan peledak tersebut, diantaranya
hal yang perlu diperhatikan yaitu penyimpanan bahan peledak, pengangkutanbahan
peledak, dan operasi peledakan.
Kata Kunci:
Bahan Peledak, Detonator.
7.2 Kecelakaan Kerja
· Kejadian
yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena
mengakbatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya.
·
Sabotase
atau kriminal merupakan tindakan diluar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
7.3 Lingkungan Hidup lingkungan
hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan
bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di
sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman- teman sekolah, bapak ibu guru serta
karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan
yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun
lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan
berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. industri pertambangan dalam banyak
kasus memiliki posisi dominan dalam pembangunan sosio- ekonomi negara maju dan
berkembang. Sektor industri ini berdampak sangat signifikan dalam arti positif
maupun negatif. Tanpa menafikan dampak positifnya, dampak negatif dalam ranah
sosial, lingkungan. Kegiatan penambangan apabila dilakukan di kawasan hutan
dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola dengan baik, penambangan
dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara keseluruhan dalam bentuk
pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang
terjadi karena perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang
tidak menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan
tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,
limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan manusia,
sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti semula.
8. KESIMPULAN
Dengan mengenal sejarah peledakan
di dunia pertambangan dapat diambil kesimpulan Peledakan di dunia Pertambangan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu
material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau proses terjadinya
ledakan, maka suatu operasi
peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan
yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang di terapkan, degan demikian
dapat diketahui prosedur dan tahapan mengenai ilmu peledakan di dunia pertambangan
secara profesional yang akhirnya memberikan suasana kerja atau lingkungan
menjadi kondusif sehingga dicapai hasil
kerja optimal yang menguntungkan dan bebas dari suatu hal yang membahayakan,
baik terhadap manusia (sebagai pekerja dan masyarakat sekitar), mesin (sebagai alat),
serta perlengapan material pendukung operasioal lainnya, bilamana peledakan itu
dilakukan maka keselamatan dan lingkungan pun perlu di perhatikan sebagai
bagian utama dari kegiatan peledakan di industri Pertambangan.



Komentar
Posting Komentar