Analisis Batu Terbang (Flying Rock) Peledakan Pada Proses Penambangan Batuan Andesit untuk Mengetahui Jarak Radius Aman Bagi Alat Mekanis Pendukung dan Manusia

Oktober 22, 2022

ABSTRAK

Oleh : YUDI JULIANSYAH

Fragmentasi batuan yang terlempar akibat hasil peledakan biasa disebut flying rock, apabila melebihi radius aman dapat membahayakan manusia dan juga menyebabkan kerusakan untuk alat mekanis pendukung produksi pada industri pertambangan. Penelitian bertujuan mengetahui jarak aman dari flying rock yang dihasilkan dari peledakan dan faktor yang mempengaruhi jarak flying rock. Penelitian ini menggunakan metode survei dan analisa kuantitatif dengan perhitungan dan analisa prediksi jarak flying rock teoritis dari peledakan yang dihasilkan. Pengambilan data menggunakan perhitungan dan peralatan manual serta kamera pengamatan kegiatan peledakan, kemudian dihitung menggunakan analisa teori pembanding. Hasil kajian batu terbang dalam peledakan batuan andesit di PT.Sumber Batu Berkah menghasilkan jarak terjauh dari batu terbang sebesar 142 m, dengan radius aman yaitu sebesar 2 kali jarak terjauh yaitu menjadi 284 m, jika dibandingkan berdasarkan pengolahan data menurut perhitungan Richards and moore (2005), hasil teori RL.Ash (1967) prediksi jarak lemparan flying rock dengan nilai faceburst sebesar 198 m dan cratering 127 m sedangkan teori CJ.Konya (1990), didapatkan nilai faceburst sebesar 169 m dan cratering 126 m, jadi prediksi flying rock yang mendekati nilai aktual yaitu menggunakan teori C.J. Konya, dengan nilai stemming 2,5 m menghasilkan jarak sebesar 126 m, sehingga jarak radius aman dapat diturunkan dari 284 m m menjadi dua kali jarak 126 m sebesar 252 m. Jarak area peledakan dengan fasilitas perusahaan ± 750 m, sedangkan pemukiman setempat berjarak ± 1,8 km sehingga aman dari lemparan flying rock terjauh (252 m) dan tidak melebihi ambang batas radius aman peraturan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1287 K/30/MEM/ 2018 tentang pedoman pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik.